January 22, 2020

Review (bahasa): Ganjil-Genap by Almira Bastari


Book and ARC reviews are posted under this feature!
Ganjil-Genap

*Paperback copy was pre-ordered through TokoPop on January 8th. Available at bookstores on February 2020*

Genre: Metropop
Pub. Date: February 03, 2020

Visit this review on my Goodreads page here!


It’s been a while since I finished a book in one sitting. I even have a couple of books that remain unwrapped cause laziness came creeping down once I bought the books. But Ganjil-Genap breaks the spell for me.

Almira once again amazed me with her writing that I have no idea it could get much much better than before, knowing it was already so good back then.

Pertama kali membaca Ganjil-Genap dari Wattpad membuat saya can’t help but comparing tulisan Almira di platform Wattpad dan dengan yang di buku. Beberapa scene memang diangkat dari sana, tetapi dibandingkan dengan ‘Resign’ yang tidak mengalami banyak perubahan dari penceritaan awal di Wattpad dan dengan di buku, membaca Ganjil Genap di buku terasa amat sangat berbeda dengan di Wattpad. Its a LOT better.

Almira sukses membangun alur cerita yang runtut dan menimbulkan tanya serta menggugah rasa penasaran di tiap lembarnya. Tiap scene diceritakan dengan apik dan mampu membawa emosi pembaca naik turun dengan berbagai konflik-konflik yang meskipun tidak berat (—kecuali bagian Gala diputuskan pacarnya di tahun ketiga belas) namun sangat relatable karena diangkat dari kejadian keseharian. Rumitnya pekerjaan, kandasnya hubungan sepasang kekasih tanpa alasan yang relevan, 'tuntutan' mengkritisi dari society akan status menikah bagi perempuan akhir 20an sementara anak-anak muda sekarang mulai menggandrungi fenomena nikah cepat, belum lagi fakta bahwa lingkaran sosial seseorang semakin mengecil seiring bertambahnya usia (—Gala punya 3 sahabat, bahkan lebih banyak dariku yang hanya punya 2), sulitnya menemukan sosok pria dewasa yang potensial untuk menjadi pendamping hidup, seperti kata Almira di salah satu judul chapter:
“Cowok berkualitas itu kalau bukan pacar orang atau suami orang, mungkin nggak suka cewek" ─Jomblo yang berburuk sangka
—atau mereka enggan berkomitmen, hingga permasalahan semrawutnya berlalu lintas di ibukota, semua diceritakan Almira dengan lugas dan 'ngena' membuat pembaca tanpa sadar mengamini hal-hal tersebut pernah terjadi dalam hidup mereka.

Diceritakan dari sudut pandang Gala, seorang cewek INTJ yang mungkin jarang ditemui di dunia nyata, tapi nyatanya I could relate a lot with her way of thinking. Karakternya yang sangat logis dan tidak terlalu suka berlarut dalam emosi berlebih membuat Gala menjadi female lead yang mudah diikuti jalan pikirannya. At least, I do think so. Meski Gala bisa dibilang 'sempurna' tapi seiring jalan cerita kita akan belajar banyak bahwa bahkan seorang INTJ sekalipun bisa menjadi personal yang teramat toleran ketika jatuh cinta. Mengiyakan yang tidak peka, hingga 'terbiasa' diabaikan. I love that we could see the development of Gala's character throughout the story. And it's always amaze me thinking that somehow, it might be, in real life, the author also came to a realization about this change-for-the-better when writing about this character. Simply heartwarming!

Dengan inti cerita yang jelas dapat ditangkap di blurb di cover belakang buku, Ganjil-Genap menyajikan tepat seperti premise yang dijanjikan. Hubungan 13 tahun yang dikira akan berakhir di pelaminan malah kandas di parkiran, membuat seorang wanita menjelang tiga puluh yang patah hati masih harus tertekan dengan judging masyarakat sehingga menceburkannya dalam perjalanan penuh intrik untuk berburu calon suami. That's it, simple, relatable, dan tidak lari dari inti. Konflik utama hanya terjadi di awal cerita namun tidak lantas membuat sisa alur cerita menjadi membosankan. Meski the wrap-up of the story praktis hanya diselesaikan dalam dua chapter terakhir tapi saya tidak menangkap kesan bertele-tele dari sekian puluh chapter di antara konflik utama dan penyelesaian. Buku ini bagai menghipnotis pembaca untuk tetap setia mengikuti setiap detail cerita yang menggelitik dan tidak membuat mereka merasa perlu untuk 'lompat' atau sekedar 'mengintip' ke epilog karena merasa bosan atau tidak sabar. Saya bahkan menuang air minum ke gelas dan meneguknya tanpa sekalipun mengalihkan pandangan dari lembaran Ganjil-Genap! And I finished it in 5 hours straight, earning me a book hangover the next morning. And I'm not even complaining! I laughed a LOT, like every witty exchange between the characters and amusing analogies the author use to describe the situation occured. And that scenes where all the pressure finally take its toll on Gala: first the insurance agent calling and second with the police. Oh man!

Membaca Ganjil-Genap bagai membaca buku harian yang membuat kita merasa tertohok, terenyuh, malu, hingga merasa perlu introspeksi sebagai closure. Setidaknya itu yang saya rasakan. Almira berusaha mengajak pembacanya untuk memahami bahwa ketika hidup kita tidak berjalan seperti kehidupan banyak orang, tidak lantas membuat kita menjadi pihak yang 'salah' sedangkan mereka yang mayoritas adalah 'benar'. Tidak juga sebaliknya. Tetapi, ketika hal tersebut terjadi, maka kembalilah kepada diri sendiri dan tanyakan, "apakah kita bahagia saat ini?". Tidak perlu dengar pendapat orang, tapi yakinlah bahwa ketika kita bahagia dengan diri sendiri, then that's enough.

Very well done writing, Almira!

Top recommended bagi mereka yang sedih karena memulai 2020 sebagai seorang single. You don't have to be, pals!

0 comments:

Post a Comment