January 27, 2011

Personal Writing: Ours: Happy Birthday to you, mate :)

Tiba-tiba teringat notes ini, yang aku post ke profil facebook sebagai 'kado' untuk sahabat terbaikku Hastiyani Puji Tyastuti, well, we're so far awaayy so this is all that I can give to her :)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

(saat mengetik ini di Microsoft Word, aku sengaja menggunakan huruf Harrington, sesuai huruf pertama nama kamu, Hastiyani (:)
“Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya, hingga kau meyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya”
-To Kill A Mockingbird by Harper Lee-

Juni, 2003

Hari pertama sekolah, hari pertamaku di SMPN 1. Aku pikir semua bakal amat mengerikan, aku menderita semacam sindrom ketakutan di awal adaptasi dengan lingkungan baru. Aku duduk di bangku paling depan dengan seorang cewek hitam manis yang aku lupa namanya (he he udah lama sih). Dia cukup ramah tapi hari pertama itu benar-benar seperti nerakanya anak smp bagiku. Aku membenci semua orang di kelas 1E itu karena mereka sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Begitu juga dengan teman semejaku yang keliatannya lebih senang berbincang dengan dua cewek yang duduk di belakang kami, Galih dan Rina. Aku seolah invicible bagi mereka, dan aku sebal sekali. “I’d rather be alone than being ignored”, pikirku saat itu. Sampai sekarang pun aku masih suka menggunakan kalimat ini pada siapapun yang mengabaikan keberadaanku. Hari pertama yang menyedihkan.

Ini hari kedua sekolah. Mimpi buruk ini bakal berulang, pikirku. Aku duduk di bangkuku, paling depan menatap lapangan yang dipenuhi anak-anak cowok yang berlarian mengejar bola. Cewek di sebelahku? Seperti biasa, asik mengobrol dengan Rina dan Galih. Saat itulah seorang guru muncul dengan seorang cewek berseragam merah putih (saat itu baju seragam baru kami belum selesai dijahit) berkacamata dengan tas kuning besar di balik punggungnya. Aku pikir dia anak guru itu, ternyata dia murid kelas 1D yang dipindah ke 1E karena di kelas asalnya dialah satu-satunya murid kristiani. Semua murid kristiani kelas 1 memang sengaja dikumpulkan di kelasku, 1E.

“Ehm, ini ada teman kalian dari kelas 1D yang akan dipindah ke kelas kalian, tapi sebagai konsekuensinya harus ada salah satu dari kalian yang harus dipindah ke kelas 1D, jadi siapa yang bersedia untuk bertukar kelas?”

Semua murid terdiam seribu bahasa, termasuk aku. Apa hebatnya cewek itu? Seenaknya pindah ke kelasku dan secara ga langsung ‘mengusir’ salah satu temanku (ha ha dasar pikiran anak smp!).

“Oke, bapak akan panggil 2 orang dari kalian yang namanya berhuruf depan H ke depan (belakangan aku baru sadar itu karena nama cewek tersebut berawalan H, jadi harus ditukar dengan yang namanya berawalan H juga). Yang pertama Hesti dan kedua Hanny (oh ya, ini nama teman semejaku, ha ha ha).”

Mereka berdua dengan muka was-was menatap wajah guruku yang tiba-tiba menjadi sangat menyebalkan bagi mereka. Guruku menanyakan siapa di antara mereka yang bersedia pindah ke kelas sebelah (yaelah, mana ada yang mau pak, pikirku). Benar saja, mereka dorong-dorongan khas anak smp. Tak ambil pusing, guruku meminta mereka untuk suit (apa sih namanya?). 3 kali suit dan “yaaah, aku pindah”, kata Hanny. Aku hanya menyaksikannya mengambil tas dan dengan malas berjalan keluar kelas. Jadilah, cewek kuning itu (he he, kamu keliatan bgt suka kuning) duduk di sebelahku. Dengan wajah setenga takut setenga merasa bersalah, dia tersenyum padaku. “Hei, aku Tyas”, katamu waktu itu. “Aku Poppy”, kataku. Itulah pertemuan pertamaku denganmu, sedikit ganjil seolah Tuhan sedikit memaksakan pertemuan kita dan aku sangat bersyukur Tuhan memaksakannya :)

Ingat ga, kita ngaku ngaku sebagai twins di kelas, sampe temen-temen selalu hafal, di mana ada aku pasti ada kamu dan di mana ada kamu pasti ada aku. Aku ingat kamu suka kuning dan kamu suka sapi. Bahkan sampe sekarang aku masih sering nyariin kalau kalau ada boneka sapi kuning ha ha, konyolnya aku. Masih ingat BFF team? He he, karena kamu suka kuning kamu jadi spongebob-nya dan aku Patrick, karena aku suka pink. Kebetulan yang pas banget emang. Kita sama sama suka es krim, ingat ga tiap hari kamis waktu kelas 3 kita selalu beli es krim sambil jalan ke tempat les. Kita sama sama suka spongebob squarepants, sampe semua orang bilang kita childish bgt. “masa udah kelas 3 masih suka spongebob?”, itu kata orang tapi kita ga pernah peduli. Aku (jujur) selalu iri sama kamu setiap kali bagi raport, karena kamu selalu dapat ranking lebih tinggi dari aku he he. Aku irian (baca: jealous) banget waktu itu sama kamu, kamu cantik, pinter dan satu hal kamu pinter banget main gitar. Alat musik yang pengen banget aku kuasain dari dulu tapi konyolnya aku cuma ahli kunci G, D sama C aja sampe sekarang, ha ha ha ha. Selain irian aku juga gampang banget terpengaruh, waktu smp kamu ikut ekskul tari dan aku ikut ekskul karate. Karena liat kamu latian nari dan kayanya oke banget aku jadi ikut-ikutan join ekskul tari. Cacat banget sih, ha ha ikut dua ekskul: tari sama karate, ga ada nyambungnya ha ha ha.

Oh ya, dulu kita selalu curhat soal apa aja, kita ga pernah saling simpan rahasia, kita punya satu buku buat curhatan kita. Kalo hari ini kamu yang bawa, kamu wajib tulis semua curhatan kamu disitu, dan besoknya aku yang bawa buku itu. Aku bakal tulis semua solusi yang aku dapat untuk semua curhatan kamu. Kita emang bener-bener cewek bermasalah, ha ha sampe buku curhatan kita ada dua buku. Yang sekarang kamu bawa satu dan aku bawa satu. Aku selalu ketawa kalo baca baca buku itu lagi. Aku ga nyangka kita bisa sekonyol itu waktu smp. Aku masih ingat curhatan kamu soal ‘ydn’ atau soal si … ha ha, kamu masih ingat curhatan aku soal ‘Icha’? Ha ha ha, sampe sekarang aku masih suka geli bacanya. Aku masih ingat kata kata kamu waktu di kelas “lama-lama cinta kamu bakal buat hati dia luluh juga. Ingat ext, semua itu ada waktu dan masanya”. Entah kenapa aku selalu ingat kata-kata itu. Dulu aku selalu berharap kata-kata kamu bakal jadi nyata, tapi ini udah 7 tahun berlalu dan semua itu belum jadi nyata. Aku udah ga berharap lagi kok, he he.

Banyak banget kenangan aku sama kamu yang ga bakal aku lupain. Kamu masih ingat ga waktu kita ke rumah Gilang sama Kezia. Kita sampe malam-malam di sana, nangis di pinggir jalan karena ga bisa pulang. Beberapa hari kemudian kita nekad lagi ke rumah Gilang, dan pas pulang waktu turun di pasar kaya biasa kita kehabisan ongkos untuk pulang. Dengan konyolnya kita ke rumah Anita, berdua jalan kaki ke rumah dia yang lumayan jauh cuma buat minta uang 2 ribu perak buat pulang. Masih ingat ga kita pernah sepedaan sampe depan rumah si …, terus kita lari-lari takut ketauan. Terus kita suka gosipin nenek si Coco (Ha ha ingat ga kita pernah buat nama samaran setiap kita gosipin orang?) yang galak banget. Ha ha, Kita emang konyol!

Aku masih ingat waktu aku marahan sama kamu hanya karena kamu lebih dekat sama Gilang ketimbang sama aku. Dan dengan konyolnya, aku sama kezia seolah buat dua kubu, kubu kamu dan kubu aku. Aku ga ingat kita marahan berapa lama, tapi aku rasa ga lama he he he. Ohya, dulu kita juga dekat sama Mila dan Tika. Ingat ga, waktu ulang tahun Tika kita berempat makan d warung steak depan SD 2. Kita bahkan janjian, siapapun yang punya pacar duluan nantinya harus cerita. Tapi kayanya di antara kita ga ada yang menuhin janji itu, ha ha ha. Aku ingat banget, kita beli dompet kembaran, warnanya merah tulisannya Teddy Bear. Ha ha. Kamu tau, aku sedih banget waktu kelulusan. Kamu milih masuk SMA 3, sementara aku di SMA 1. Waktu awal SMA, sindrom adaptasi lingkungan baru aku muncul lagi, aku takut ga bisa nemuin sahabat kaya kamu lagi tapi aku juga takut kalo aku nemuin sahabat kaya kamu, aku bakal lupain kamu. Terus aku ingat cincin dari kamu (aku masih simpan looh :)), jadi ingat adegan spongebob squarepants waktu Patrick nunjukin cincin ke Spongebob: “sahabat sejati sahabat sejati selamanya tiiing :D”.

7 tahun, udah lama banget ya aku ga ketemu kamu. Doain ya sebelum tahun ke 8, kita udah bisa ketemu lagi. Aku kangen kamu, anjing kamu yang suka menggonggong ga karuan setiap aku datang, aku ingat waktu terakhir kali kita ketemu. Waktu itu jam 11 siang, setelah kemarennya aku baru berani bilang ke kamu aku bakal pindah ke Medan, kamu datang sama papa kamu. Waktu itu rumah aku lagi super berantakan, aku lagi kemas kemas barang. Aku ga nyangka kamu bakalan datang, di ruang tamu itulah kita terakhir kali ngobrol bareng, kamu kasih aku kaos hijau (masih aku simpan sampe sekarang :’)), di situ kita bagi buku BFF team, kita sempat berantem buat baginya. Akhirnya buku pertama buat aku dan buku kedua buat kamu. Dan waktu kamu ngelambaiin tangan kamu waktu itu, aku ga pernah bener bener nyangka itu yang terakhir.

Hari ini, 9 Januari 2011, ini ulang tahun kamu. Aku ga bisa kasih apa apa ke kamu, jadi aku pikir mungkin seberkas memori ini bisa jadi kado buat kamu. Kamu selalu bilang kan, “jangan lihat dari bentuknya, tapi lihat dari ketulusan hati yang ngasih”. Well, jadi aku harap kamu selalu ingat semua ini (dan kamu emang HARUS ingat, aku maksa nih ha ha ). Aku kangen kamu, kamu orang yang bahkan lebih mengenal aku daripada diriku sendiri. Happy birthday ya Hastiyani Puji Tyastuti, sahabat sejatiku. Kita selalu jadi sahabat kan? Jangan pernah menyesal kamu pindah ke 1E waktu itu he he, dan aku ga pernah menyesal masuk ke SMPN 1 kok. Tau ga, kamu itu penyeimbang. Kamu itu seolah ion ion positif yang diimpor ke atom aku yang bermuatan negatif. Kamu selalu ingatin aku waktu aku males belajar, waktu aku terlalu mellow karena ‘Icha’ sialan itu, waktu aku kelewatan childishnya. Kamu udah kaya kakak sekaligus kembaran aku yang paling ga mirip sama aku, ha ha ha.

This age, you are getting older. I wish you always be you. The strong and awesome girl like the 1st time I met you. Thanks for being my biggest inspiration in every single part of my life. And when you realize this is your birthday, I’ll say “happy birthday, mate” :)


Medan, 2011 January 9th

Warm hugs and loves,
Your Patrick forever :)

0 comments:

Post a Comment