June 24, 2011

Personal Writing: Cosmological Coincidence

See the title above? Well, if you read Raditya Dika’s MMJ you’ll know what it means.
Cosmological coincidence atau kebetulan kosmos adalah kebetulan yang dirancang oleh alam semesta. Bagaimana akhirnya dua orang bisa bertemu dan menciptakan sejarah baru adalah suatu kebetulan yang ga akan pernah kita tahu bagaimana awal mulanya. Pada awalnya sih aku ga pernah benar-benar menyadari bahwa semua pertemuan itu bisa jadi adalah kebetulan kosmos. Sampai several days ago, pengalaman memperjelas definisi ini.
Kebetulan itu terjadi dengan sangat aneh. Mungkin saja suatu hari kamu sedang duduk di sebuah coffee shop saat tiba-tiba seseorang tanpa sengaja menjatuhkan dompetnya karena banyaknya barang yang dibawanya, dan kemudian di lain kesempatan kamu duduk di coffee shop yang sama bersama orang tersebut seraya tertawa dan berkata, “ ..aku masih ingat dompet biru kamu jatuh di sebelah sana..”
Atau mungkin kamu memang sudah lama mengharapkan seseorang tersebut bakal say hi ke kamu lalu yang terjadi di hari berikutnya adalah kalian ada di satu meja yang sama dan having lunch together.
Semua itu pernah terjadi pada kita dan bahkan tanpa kita sadari, ‘kebetulan’ itulah yang akhirnya mempertemukan kita pada apa yang kita sebut destiny. Takdir. Cinta.
Kenyataannya, Dika benar. Pertemuan dua orang yang akhirnya jatuh cinta memang hal yang paling menarik untuk diceritakan. Bagaimana segalanya yang konyol waktu itu bisa jadi sesuatu yang membuat kita menangis tak henti beberapa tahun kemudian. Kita ga akan pernah tau siapa saja yang akan kita temui keesokan harinya. Mungkin siapa yang kita temui besok ternyata adalah orang yang nantinya akan menjalani hari tua bersama kita di teras rumah dengan dua cangkir teh bertulis papa dan mama. Kita ga akan pernah tau semua itu, kita ga akan pernah tau apakah orang yang bersama kita sekarang adalah orang yang “diizinkan” untuk mencintai kita. 
Pada akhirnya, kita berharap cosmological coincidence bakal mempertemukan kita dengan orang yang tepat. Namun pada dasarnya kamu ga bisa hanya sekedar berharap karena sebetulnya ‘kebetulan’ itu juga ga akan selalu bekerja kalau tidak ada efforts. Maksudnya, kalau kamu memang berharap cosmological coincidence akan terjadi di antara kamu dan orang yang kamu inginkan, maka berusahalah agar itu terjadi. Berpikirlah positif dan melangkahlah dengan menurut hati dan logika yang baik.  Karena langkahmulah yang akan menuntun alam semesta untuk menuntun orang tersebut menuju ke suatu titik yang sama denganmu yang disebut pertemuan.
Yang aku alami sendiri adalah murni kebetulan kosmos. Aku bahkan ga pernah membayangkan sebelumnya bahwa itu akan terjadi. Tapi saat konspirasi alam akhirnya terjadi, aku ga bisa menghindar dan pada akhirnya, pertemuan terjadi. Tidak begitu lama tapi rasanya aku tau bahwa aku bertemu orang yang tepat. Tepat dalam banyak hal. Dan yang lebih ‘kebetulan’-nya lagi semua itu terjadi di hari yang sama dengan rusaknya mood-ku. Jadi, cosmological coincidence ini seolah telah dirancang dengan sedemikian rupa untuk membalikkan mood-ku yang hancur menjadi, well, sempurna.
Senang? Who doesn’t?
In the end, this cosmological coincidence finally leads me to such a new section of my life. I thank God and the universe for making such a lovable thing like cosmological coincidence. Cause when I thought something never walking in my lifecycle, then it is.
Dan saat orang membaca postingan ini, jangan berpikir bahwa aku jatuh cinta.
Aku hanya masih bertemu dengan orang yang tepat.

0 comments:

Post a Comment